Jumat, 25 Juni 1999

LOVE UNDER THE MISTLETOE CHAPTER 5


CHAPTER V

THE MISTLETOE LEAVES



by Tuktuk


Waktu terasa berjalan begitu cepat disini. Rasanya lebih cepat dari pesawat jet sekalipun. Dalam satu hari, tanpa terasa kita melewati siang yang berganti sore lalu diakhiri oleh malam. Sudah 2 hari belakangan ini aku dikejar deadline, apalagi kalau bukan tugas. Tugas ini tugas tengah semester. Aku diharuskan menuliskan semacam tulisan ilmiah yang tersusun dari beberapa bab, persis skripsi! Kadang, ditengah kesuntukanku mengerjakan tugas ini aku seringkali mencuri-curi waktu untuk sekedar online.



Segera aku hubungkan laptopku dengan koneksi internet dari modem usb itu. Click! Oke, Aku online sekarang. So, what’s next, Danny? Hmmm, begitu kita mulai berinternet ria, begitu pula kita seringkali melupakan tujuan awal kita untuk berselancar.



Ahh, E-mail! Cek email terlebih dahulu deh… Ku scroll mouse ku ke atas dan ke bawah. Oke, sepertinya tidak ada email masuk dari teman ataupun keluarga, hanya notifikasi dari facebook dan… Weekly Horoscope! Yay! Aku dulu selalu membaca ramalan dari situs ini, sekarang karena kesibukan kuliah aku jadi jarang memperhatikan ramalan ini.



Rasa senang ketika menerima e-mail dari Weekly Horoscope itu sama senangnya ketika menerima telepon dari Ayah atau Ibu. Aku mungkin terdengar kolot atau bodoh, tapi aku suka mendengar ataupun membaca hal-hal yang berbau legenda seperti ini. Karena aku orang yang suka dengan kejutan, jadi aku berharap akan terjadi banyak keajaiban jika aku mempercayai hal-hal seperti ini. 



Ku buka e-mail dari Weekly Horoscope dengan penuh rasa penasaran. 



“HOROSKOP MINGGUAN : MINGGU INI AKAN ADA BANYAK KEJUTAN DAN KESEMPATAN DENGAN DIA YANG ANDA IDAM-IDAMKAN. BERFIKIRLAH MATANG-MATANG SEBELUM BERTINDAK. WARNA KEBERUNTUNGAN : HIJAU”



Apa maksudnya ini ya? Kesempatan dan kejutan? Apa berhubungan dengan Kak Riko? Kalau benar, lucky me! Untuk warna keberuntungan… Kira-kira apa ya? Aku ga punya benda warna hijau sih. Ada tapi apa ya? 



Tok Tok! Ku dengar pintu kamarku diketok dari luar.

“Dan… Danny?” suara kak Wildan memanggil.

“ Ya kak? Ada apa kak? Masuk aja kak” jawabku.


Krek, ku dengar bunyi pintu kamarku dibuka, ku lihat kea rah pintu kak Wildan masuk dan menghampiriku.



“Kamu ngapain sih 2 hari ini? Tiap pulang ngampus selalu masuk kamar ga keluar-keluar?”

“Tugas kak…Hufh…” jawabku sambil menghela nafas panjang.

“Banyak ya? Butuh bantuan?”
“Iya, udah kayak skripsi… Tapi aku bisa kok kak, don’t worry!” jawabku enteng.
“Yeee, bisa sih bisa kamu tuh dari pagi udah ga keluar-keluar kamar… Emangnya libur?”
“Iya libur, kak… Ini minggu UTS… Hari ujiannya berselang seling… Sekalian aja aku kerjain tugas”
“Good, sekarang istirahat dulu! Udah jam makan siang ini…Yuk!”
“Duluan aja kak… Aku nyusul nanti…”
“Oke, kakak siapin dulu ya kebetulan kakak beliin sayur nangka kesukaanmu”
“Makasih kak”



Kak Wildan beranjak meninggalkan kamarku. Entah kenapa, ada sesuatu yang aku rasakan dari kak Wildan. Rasanya berbeda dengan yang aku rasakan dengan kak Riko. Perasaan yang aku rasa ke kak Riko lebih dikuasai oleh rasa sayang dan takut kehilangan. Sedangkan perasaan ke kak Wildan adalah rasa hangat dan nyaman. Nyaman sekali. 

Tapi kalau ke kak Riko berbeda. Rasa sayang, rasa suka, rasa kagum, semuanya ada. Begitu melihat kak Riko, mata ini terasa hangat, dada ini seperti penuh dengan oksigen, aku tak mampu berkata-kata dan salah tingkah. Cinta. 



Ahh, sudahlah… Semakin aku memikirkan kak Riko, ada jutaan ide muncul di otakku. Membayangkan kami menghabiskan waktu berdua, menikmati makan malam berdua, semuanya! Termasuk yang… Ahh! Pikiranku mulai nakal. Ku alihkan kursor mouse dan mulai mengetik alamat situs xxx. Hahaha! Namanya manusia, boleh dong sekali-sekali!



Situs xxx itu terbuka, oke… Sekarang aku bisa bebas melihat sekaligus cuci mata. Mulai ku pilih-pilih video mana yang akan aku lihat. Keinginanku untuk menulis tugas sudah ditekan jauh kebawah oleh foto-foto dan video dari situs ini. 



Krek, tiba-tiba pintu kamar ku dibuka dari luar. Aku terperanjat. Aku lemas. Aku menoleh dengan ekspresi gugup. Itu Kak Riko!



“Hei, Dan! Ayo makan! Daritadi ditungguin!”



Dengan cepat ku tutup situs itu… Entah kak Riko sempat melihat atau tidak.



“Ka… Kakak duluan saja.. Aku… A..Aku masih…”

“Jiah, gugup gitu… Lagi nonton bokep ya?”

“Ehhh enak aja…!”
“Hiyaa, merah mukanya! Ayooo nonton bokep siapa? Liat dongg!”
“Nggak mauuuu”



Aku segera menutup laptopku.



“Hei! Lain kali kalo nonton bokep bareng dong!”



Hah? Bareng? Aku sih mau saja! Emang kak Riko mau nonton bokep gay? Batinku..



“Ogah! Siapa juga yang buka bokep”

“Haaa bohong dia… Tadi aja keliatan gugup”

“Haaaaahhhh sudah ah, yok makan!”


Sepertinya aku harus memikirikan benda berwarna hijau supaya aku lebih beruntung. Benar juga kata ramalan itu, kali ini lebih hati-hati.

***



Kepergok tadi siang benar-benar membuatku trauma. Entah, apakah kak Riko sudah sempat melihat apa yang kutonton sebelum jemariku dengan cepat berusaha menutupnya. Tetapi aku harus konsentrasi! Besok pagi, adalah hari pengumpulan tugas ini. I can’t let it down…



Oh iya, untuk ramalan itu… Bagaimana kalau aku buat saja sesuatu berwarna hijau? Daun Mistletoe! Legenda tentang daun ini memberikan banyak harapan. Cinta, kesenangan, kebahagiaan dan aku percaya itu. Mulailah aku menggunting kertas timah yang berwarna hijau itu dengan motif daun mistletoe yang aku rekatkan satu sama lain. Persis seperti gantungan saat Natal. Hiasan mistletoe ini tidaklah besar, diameternya aku buat 20 cm. Ku beri tali dan kugantung disebelah lemari pakaianku. Semoga ia benar-benar membawa keajaiban! Hihihi.. Sekarang saatnya fokus kembali ke tugas kuliah!



Ding! Tiba-tiba ada notifikasi chat dari Facebook. Aku buka tab facebook itu. Kulihat chat dari teman SMA ku dulu. Ku buka dan isinya hanya symbol tertawa dengan sebuah link. Link apa itu? Sepertinya spammer sih. Biasanya kalau spammer suka kasih virus. Tapi aku penasaran juga. Ku klik notifikasi itu dan...



BLEP. Laptopku mati. Aku melongo. Ku tekan tombol on, ia tidak mau menyala. Ku tekan lagi tombol itu ia juga masih tak mau menyala. Ku tekan lagi sampai akhirnya aku terdiam. Laptop itu mendadak MATI TOTAL ! SHIT! 



Aaaarrrghhhhhh, kepalaku pusing. Rasanya sesak dada ini. Apa yang bisa ku lakukan? Besok tugas ini harus sudah jadi dan sekarang laptop ini mati total. Aku tak punya back up di flashdisk maupun hardisk eksternal, apalagi sempat menguploadnya…



Tidaaaaakkk! Rasanya aku ingin berteriak sejadi-jadinya. Ku tutup kedua muka ku dengan telapak tangan sambil menekuk kakiku. Aku menangis. Aku bingung. Rasa sakit dan capek selama 3 hari ini sia-sia karena laptop ini mati total.



“Dan.. yok kita makan..Loh.. kamu kenapa?” Tiba-tiba kak Wildan masuk ke kamar dan menyapaku.

Aku tak menjawab.

“Dan.. Kamu nangis?”
Aku masih tak menjawab.
“Dan?” Kak Wildan memegang kedua tanganku dan menyingkap air muka ku yang penuh dengan rasa takut.
“Kenapa?”
“Tugasku kak…”
Kak Wildan menoleh melihat laptopku yang mematung. Ia mengotak-atik laptop itu. Dicobanya beberapa kali menghidupkan laptop itu namun hasilnya juga nihil.



“Wah, kapan dikumpulnya?”

“Besok kak…” jawabku lirih.

“Ya sudah Dek, sekarang kita kerjain lagi… Kakak bantu ketik nanti si Riko juga”
“Eh ngapain pake nyebut nama gue?” Tiba-tiba kak Riko berdiri di depan pintu.
“Udah nyet, jangan bikin orang kesel… Tugasnya Danny besok dikumpul, sekarang laptopnya mati total”
“Hah! Beneran?”
Aku mengangguk.
“Jadi? Gimana ini?” Tanya kak Riko.
“Ya kita begadang aja, kasian Danny. Bisa ga lo?”
“Bisa… Eh tunggu, gue sms Laura aja ya siapa tau dia bisa bantu”



Aku terdiam. Jujur aku suka ketika mereka berdua mau membantuku mengerjakan semua dari awal. Tapi untuk apa kak Riko mengajak Laura? Aku tau harusnya aku berterima kasih karena mereka mau membantu, tapi aku rasa aku kan cemburu jika melihat Laura dan kak Riko… Ah.. sudahlah, tugas dulu!



“Oke Dan? Siap?” ujar kak Wildan

Aku mengangguk pelan.

“Ehhh cemberut amat sih…” tiba-tiba tangan kak Riko meraih dagu ku dan membuat kepalaku menoleh untuk melihatnya.
“Senyum nih kayak gini … Hiiiii” Tiba-tiba kak Riko menyunggingkan senyum paling lebar dan paling manis yang pernah aku lihat.
Aku tertawa kecil. Suasana mencair. Aku bahagia bersama mereka.



Kak Wildan, Kak Riko dan Aku mulai bergegas mengetik, menulis dan mereview bab demi bab. Kak Wildan mengerjakan bab I, kak Riko Bab II, aku Bab III, IV dan V. Nanti setelah masing-masing selesai baru digabung dan diedit bersama-sama. 



“Eh, si Laura udh nyampe nih… Bentar ya” jawab kak RIko.



Aku menoleh melihatnya berlalu. Berselang beberapa saat kemudian, Laura sudah berdiri di depan kami. Ia mengenakan hot pants dan kaos berwarna putih. 



“Haloooooo! Hai Wildan, tambah ganteng aja!” sapa Laura ramah.

“Eh Laura, tumben jarang dateng?”

“Iya nih, lagi skripsian… hehe Halo Danny! Si Riko sering nyeritain lhoo tentang kamu..”
“Eh, cerita apa?”
“Ga kok… Yang bagus bagus aja… hihi… Oke aku bawa makanan nih, pasti kalian laper…”



Kak Riko sering cerita tentang aku di depan Laura? Aku kenal aja baru sama dia. Ngapain kak Riko cerita tentang aku? 



“Dan, makan dulu… Biar nanti dilanjut lagi” ajak kak Riko.

“Tanggung kak, abis ini ke Bab IV…”

“Ya udah sini, aku suapin kalian tetep nulis yaaa” ujar Laura.


Aku bingung. Pada akhirnya, Laura lah yang menyuapi kami bertiga. Dari kak Riko, ke Aku dan ke kak Wildan. I love this moments. Ramalan itu sepertinya mulai benar. Tapi dengan cara yang aneh.



Kami berempat berkutat di kamarku yang sempit itu selama beberapa jam, rasanya semua lebih cepat karena aku memberitahu apa-apa yang harus mereka ketik. Kami mengerjakan dengan 3 laptop, punya kak Wildan, dan 2 punya kak Riko, sebenarnya itu punya teman kak Riko. Ia meminjam dari temannya untuk kondisi darurat katanya… Ah kak Riko.. 



“OKE! FINISHH! Arrrghhhh!” teriak kak Riko.



Aku tersenyum bahagia. Ku lihat mata kak Wildan yang sudah menahan kantuk berat. Sedangkan Laura sudah sejam yang lalu tertidur pulas disamping kak Riko. 



“Print sekarang?” Tanya kak Riko.

“Iya…”

“Eh kak…Riko dan kak WIldan” ujarku lagi.
“Ya?” jawab mereka serempak.
“Makasih…” ujarku lirih.



Mereka tersenyum satu sama lain. Jam menunjukkan pukul 3 pagi. Dan tugas itu selesai sampai ke kesimpulan. Aku tersenyum puas. It’s a miracle. Kusandarkan badanku kelantai, tepat disamping kananku kak Riko yang berbaring dan di samping kiri ku kak Wildan yang mulai terpejam. Aku berbaring diantara mereka. Aku setengah berbalik menghadap kak Riko dan merapatkan tubuhku. Ku rasakan hangatnya lengan kak Riko dan semakin ku dekatkan diriku sampai menempel satu sama lain. Lalu mataku menatap mistletoe yang kugantung itu. Apa ini ada hubungannya?




"Andai dibutuhkan keajaiban untuk membuatmu mencintaiku... Akan kubuat keajaiban itu...Tak dicintai pun aku tak apa... Asalkan keajaiban itu bisa menjagamu didekatku, paling tidak waktu mengizinkan untuk kamu dan aku. Hanya kamu dan aku"




to be continued... 

1 komentar:

rezeki itu ada jika kita mencarinya
yuk coba keberuntugan anda
di permainan tebak angka
www.togelpelangi.com

Posting Komentar