Selasa, 24 Juni 2014

kenakaln Remaja Ditinju dari perspektif Sosiologi Hukum


A. KENAKALAN DI KALANGAN REMAJA
B. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa dimana sesorang yang sedang berada di masa pencarian jati diri. Banyak anak-anak dalam masa pencarian jati dirinya masih bingung dan cenderung mencoba segala hal yang berhubungan dengan kesenangan.
Kenakalan remaja yang semakin marak pada dewasa ini. Sebagai mana dapat kita lihat beritanya di surat kabar, televisi bahkan dilingkungan sekitar kita. Kenakalan remaja itu sangat banyak sekali, diantaranya yaitu : kecanduan obat-obatan yang terlarang, suka minum-minuman keras, melakukan kriminalitas bahkan prostitusi dan bunuh diri. Ini merupakan penyimpangan sosial yang harus kita atasi. Karena generasi muda adalah harapan bangsa, maka generasi muda haruslah di didik sebaik mungkin agar jangan melakukan hal-hal yang menyimpang atau melanggar norma-norma yang berlaku.
Kenakalan remaja ini bisa diakibatkan oleh kurangnya perhatian terhadap anak dari orang tua, lingkungan, dan, lain-lain.
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang di bahas melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem.Dalam pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang perilaku disorder di kalangan anak dan remaja (Kauffman, 1989: 6) mengemukakan bahwa perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks sosial.Perilaku disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan yang tidak layak, melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi dari transaksi yang tidak benar antara seseorang dengan lingkungan sosialnya.          
Mengenai pendekatan sistem, yaitu perilaku individu sebagai masalah sosial yang bersumber dari sistem sosial terutama dalam pandangan disorganisasi sosial sebagai sumber masalah.Dikatakan oleh (Eitzen, 1986: 10) bahwa seorang dapat menjadi buruk/jelek oleh karena hidup dalam lingkungan masyarakat yang buruk. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada umumnya pada masyarakat yang mengalami gejala disorganisasi sosial, norma dan nilai sosial menjadi kehilangan kekuatan mengikat. Dengan demikian kontrol sosial menjadi lemah, sehingga memungkinkan terjadinya berbagai bentuk penyimpangan perilaku. Di dalam masyarakat yang disorganisasi sosial, seringkali yang terjadi bukan sekedar ketidak pastian dan surutnya kekuatan mengikat norma sosial, tetapi lebih dari itu, perilaku menyimpang karena tidak memperoleh sanksi sosial kemudian dianggap sebagai yang biasa dan wajar.
Dalam kurun waktu kurang dari dasawarsa terakhir, kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan.Kenakalan remaja yang diberitakan dalam berbagai forum dan media dianggap semakin membahayakan.Berbagai macam kenakalan remaja yang ditunjukkan akhir-akhir ini seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian, perampokan, penganiayaan dan penyalahgunaan obat-obatan seperti narkotik (narkoba).
Kenakalan remaja diartikan sebagai suatu outcome dari suatu proses yang menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-norma yang ada. Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama (Willis, 1994), maupun faktor lingkungan sekitar yang secara potensial dapat membentuk perilaku seorang anak (Mulyono, 1995).
Dalam sosiologi hokum  hokum merupakan control social dan berhubungan dengan pembentukan dan pemeliharaan aturan-aturan social, hokum berfungsi untuk menciptakan aturan social dan sanksi di gunakan sebagai alat untuk mengontrol mereka yang menyimpang dan juga dingunakan untuk menakut nakuti  agar orang tetap patuh kepada suatu aturan.[1]

C. Rumusan masalah

1.Apa saja penyebab terjadinya kenakalan remaja dan bagaimana cara mengatasinya?
2.Apakah akibatnya jika seseorang itu kecanduan obat dan selalu meminum minuman keras atau alkoholisme?
3.Apa contoh kriminalitas yang dilakukan para remaja?
4.Mengapa orang ingin bunuh diri?
5.Bagaimana cara mengatasi bunuh diri?




D. Pembahasan

Kenakalan Remaja
Problem social dalam sosiologi yang man problem ini secara umum cukup berpengaruh terhadap fungsinya sebagai alat untuk meneliti fenomena-fenomena social.[2] Sebagi perwujudan perilaku social di kalangan remaja yaitu kenakalan remaja yang menjadi tolak ukur fenomena sosial dimasyarakat
Kartono, ilmuwan sosiologi “Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.
Santrock Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

Sedangkan Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan remaja  adalah : 
1.      Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya. 
2.      Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3.      Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.


Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal:
1.      Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2.      Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal:
1.      Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2.      Teman sebaya yang kurang baik
3.      Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Penanggulangan   kenakalan remaja:

di dalam kata tindakan terkandung pengertian tentang semua perilaku manusia dan kata tindakan inin menunjukan semua  per4ilaku individu untuk mencapai tujuanya. tak ayal bila kenakalan remaja saat inin pun dapat di tanggulangai.
1.      Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2.      Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3.      Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4.      Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5.      Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6.      Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung dalam pengetahuan  dengan memanfaatkan film-film yang bernuansa moral, media massa ataupun perkembangan teknologi lainnya.
7.      Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja
8.      Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangan remaja.

Kecanduan Obat Dan Minuman Keras
a.       Kecanduan obat
Obat yang membuat orang kecanduan itu seperti narkoba. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan sebagai berikut:
a.       Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
b.       Stimulan, efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu, dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
c.        Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
d.       Adiktif, Seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja, heroin, putaw
e.        Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian
f.         
b.      Minuman Keras
Minuman keras bisa juga dikatakan alkoholisme. Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umumnya tidak berkisar pada apakah alcohol boleh atau dilarang dipergunakan.persoalan pokoknya adalah siapa yang boleh mempergunakanya, dimana. Kapan, dan dalam kondisi yang bagaimana .?
Pada umumnya orang awam berpendapat bahwa alcohol merupakan suatu stimulant, padahal sesungguhnya alcohol merupakan racun protoplasmic yang mempunyai efek depresan pada system saraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin kurang kemampuanya untuk mengendalikan diri, baik secara fisik psikologis maupun sosial. Namun, perlu dicacat bahwa ketergantungan pada alcohol merupakan suatu proses tersendiri, yang memakan waktu.
Dalam kenyataanya, masyarakat mempunyai pengaruh tertentu terhadap penggunaan alcohol. Proses tersebut adalah .
1.      Setiap masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengandalikan, mengintegrasikan, dan membangun warganya.
2.      Setiap masyarakat membentuk lembaga-lembaga atau pola-pola tertentu yang dapat menyalurkan rasa tegang atau rasa khawatir.
3.      Dalam setiap masyarakat berkembang pola sikap tertentu terhadap perilaku minum-minum. Secara tradisional minum-minum merupakan acara yang mempunyai berbagai fungsi, antara lain untuk memperlancar pergaulan.
4.      Setiap masyarakat cenderung menempatkan pemabuk sebagai yang menyimpang atau bahkan pelanggar.

Sebagai kesimpulan sementara dapatlah dikatakan bahwa pola minum-minuman yang mengandung alkoholxdalam batas-batas tertentu dianggap biasa. Akan tetapi, kalau perbuatan tersebut mngakibatkan keadaan mabuk, hal itu dianggap penyimpangan yang tidak terlampau berat apabila belum menjadi kebiasaan.

Penyebab Timbulnya Pelacuran

Terjadi perubahan yang serba cepat dan perkembangan yang tidak sama dalam kehidupan mengakibatkan ketidakmampuan banyak individu untuk menyesuaikan diri sehingga timbul disharmoni, konflik-konflik internal maupun eksternal, juga disorganisasi dalam masyarakat dan dalam diri pribadi manusia. Peristiwa-peristiwa tersebut memudahkan individu mengguanakan pola reaksi yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Dalam hal ini adalah pelacuran.
Beberapa penyebab timbulnya pelacuran antara lain:
a.       Tidak adanya Undang-Undang tegas yang melarang adanya pelacuran, dan juga larangan terhadap orang-orang yang melaksanakan relasi seks sebelum pernikahan.
b.      Desakan ekonomi
c.       Tingginya biaya hidup sering tidak diimbangi dengan pemasukkan yang ada. Ketimpangan tersebut menuntut pemenuhan dan bukanlah suatu perkara mudah untuk mendapatkan pekerjaan guna pemenuhan kebutuhan tersebut. Akhirnya diambil jalan pendek yaitu dengan cara menjual diri.
d.      Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan kebutuhan seks, khususnyadi luar ikatan perkawinan.
e.       Dekadensi moral
f.       Merosotnya norma-norma susila dan keagamaan pada saat orang-orang mengenyam kesejahteraan hidup dan ada pemutarbalikan niai-nilai pernikahan sejati.
g.      Semakin besarnya penghinaan orang terhadap martabat kaum manusia dan harkat manusia.
h.      Kebudayaan eksploitasi pada zaman modern khususnya mengeksploitasi kaum wanita untuk tujuan-tujuan komersil.
i.        Ekonomi leissez faire (ekonomi pasar bebas) menyebabkan timbulnya sistem harga berdasarkan hukum jual dan permintaan-permintaan yang diterappkan dalam relasi seks.
j.        Konflik-konflik dan masa-masa kacau di dalam negeri meningkatkan jumlah pelacuran.
k.      Adanya proyek-proyek pembangunan dan pembukaan daerah pertambangan dengan konsentrasi kaum pria sehingga mengakibatkan adanya ketidakseimbangan rasio wanita di daerah-daerah tersebut.
l.        Perkembangan kota-kota, daerah-daerah pelabuhan dan industri yang sangat cepat dan menyerap banyak pekerja pria. Juga peristiwa urbanisasi tanpa adanya jalan keluar untuk mendapatkan kesempatan kerja kecuali menjadi wanita penghibur bagi anak-anak gadis.
m.    Bertemunya bermacam-macam kebudayaan asing dan lokal di daerah-daerah perkotaan mengakibatkan perubahan sosial yang sangat cepat dan radikal, sehingga masyarakatnya menjadi sangat stabil. Terjadinya banyak konflik dan kurang adanya konsensus/persetujuan mengenai norma-norma kesusilaan para anggota masyarakat. Kondisi sosial menjadi terpecah sehingga terjadilah disorganisasi sosial yang mengakibatkan kepatahan pada kontrol sosial. Tradisi dan norma-norma sosial banyak dilanggar, maka tidak sedikit wanita-wanita muda yang mengalami disorganisasi dan secara “elementer” bertingkah laku semaunya sendiri memenuhi kebutuhan seks dan kebutuhan hidupnya dengan jalan melacurkan diri.

Bunuh Diri

Begitu marak kasus bunuh diri akhir-akhir ini. Bunuh diri menimpa siapa saja, dari usia remaja hingga orang yang sudah berumur.Sungguh tragis melihat anak remaja dan anak muda yang masih memiliki masa depan, memilih mengakhiri kehidupannya dengan bunuh diri. Padahal mereka masih memiliki semangat dan harapan yang tinggi, namun harus mati sia-sia.Demikian juga, menurut statistik, jumlah bunuh diri juga meningkat mengikuti tingkat usia. Semakin bertambah usia seseorang, semakin besar angka bunuh diri yang terjadi.Orang-orang yang bertambah tua, lebih rentan mengalami depresi. Penyebabnya karena fisik yang melemah dan berbagai penyakit yang dialami yang tak kunjung sembuh.Meski demikian, sebagian besar orang dengan problem yang lebih berat, mampu bertahan tanpa membuat keputusan untuk bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Mereka mencoba untuk sebisa mungkin menghargai kehidupan mereka.

Penyebab bunuh diri
Masalah keluarga
Berbagai masalah atau problem keluarga seperti kematian teman hidup hingga masalah percintaan seperti ditinggal suami atau istri dan diputus pacar telah menelan banyak korban bunuh diri.
Banyak remaja dan anak muda memilih bunuh diri karena merasa gagal. Misalnya tidak lulus ujian, ataupun tekanan dari teman-teman di sekolah.
Masalah pekerjaan
Banyak karyawan atau pekerja mengakhiri hidupnya karena masalah di tempat kerja, seperti stres di pekerjaan, dipecat dari pekerjaan. Atau para pengusaha yang mulai mengalami problem dalam bisnis, mengambil jalan pintas dengan bunuh diri.

Penyakit dan usia tua
Banyak juga kasus bunuh diri karena penyakit yang menahun dan tidak kunjung sembuh. Ataupun karena bertambah usia dan tidak sanggup lagi melakukan aktivitas normal seperti dulu lagi.

Tanda-tanda orang ingin bunuh diri
a.       Mengasingkan diri dari lingkungan sosial. Mereka biasanya mulai bersikap tertutup dan menyendiri.
b.      Kebiasaan makan dan tidur yang berubah.
c.       Sikapnya berubah. Misalnya dulu penurut, tiba-tiba jadi pembangkang.
d.      Mulai sering terlibat dalam kegiatan yang membahayakan kehidupan seperti tidak lagi takut mati.
e.       Sering menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak berharga.
f.       Sering mengungkapkan secara langsung maupun tersirat bahwa ia ingin mati saja.

Kenakalan remaja saat ini menjadi fenomena yang lumrah disaksikan di masyarakat kurangnya perhatian orang tua menjadifaktor terbesar nya. Letak kendali seorang anak terletak pada sang orang tua,.
E. penutup
Saat inin kenakalan remaja itu semakin marak, bukan menjadi berkurang. Para remaja semakin lama semakin suka menentang dan melakukan penyimpangan sosial dan norma-norma yang berlaku. Misalnya saja seperti kecanduan obat-obatan terlarang, minum minuman keras, melakukan kriminalitas, prostitusi dan bunuh diri. Mereka seperti bukan lagi remaja yang terpelajar yang berperilaku sopan santun dan mematuhi norma-norma yang berlaku.



DAFTAR PUSTAKA

Soekanto Soerjono. DR. Prof.2012.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:Raja Grafindo persada

Suyanto Bagong.2004.Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.Surabaya: Kencana.

Podgorecki adam & Christopher j.w ,pendekatan sosiologis terhadap hokum , Jakarta :
Bina Aksara.

Prof. Soerjono soekanto, Chalimah Suyanta, Hartono widodo, Pendekatan sosiologis terhadap
hokum, 1988, Jakarta : bina Aksara

Soerjono soekanto, Bahan Bacaan Perspektif teoritis dalam sosiologi hokum, Jakarta :ghalia
Indonesia.






[1] ADAM PODORECKI &CHRISTOPHER J WHELAN ,Pendekatan sosiologis terhadap hokum, bina aksara 1981 hal 254
[2] Ibid Hal 263

2 komentar:

http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/bikin-kaget-siswi-smk-ini-nekat.html
http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/polisi-ringkus-muncikari-prostitusi.html
http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/aktris-zhang-ziyi-pamerkan-foto-bareng.html

http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/gempa-42-sr-guncang-ambalau-maluku.html

http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/hidung-bisa-mengungkapkan-emosi.html


Let's join with us at :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM

rezeki itu ada jika kita mencarinya
yuk coba keberuntugan anda
di permainan tebak angka
www.togelpelangi.com

Posting Komentar